Mohammad Hatta, yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia, adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Indonesia. Lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat, Hatta memainkan peran kunci dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pembangunan bangsa pasca-kemerdekaan. Sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, Hatta tidak hanya menjadi pendamping setia Ir. Soekarno, tetapi juga seorang negarawan yang berkontribusi besar dalam membentuk dasar ekonomi dan politik Indonesia.
Pendidikan dan Awal Karier Politik
Hatta berasal dari keluarga Minangkabau yang terpandang dan sangat memperhatikan pendidikan. Ia menempuh pendidikan di Belanda, di mana ia mengambil jurusan ekonomi di Handels Hogeschool, Rotterdam. Selama di Belanda, Hatta aktif dalam organisasi pergerakan mahasiswa Indonesia, Perhimpunan Indonesia, yang berfokus pada perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Hatta juga memperdalam pemikirannya tentang ekonomi dan politik selama masa studinya, yang kelak sangat berpengaruh dalam kebijakan-kebijakan yang diambilnya setelah Indonesia merdeka.
Perjuangan Kemerdekaan
Sekembalinya ke Indonesia, Hatta terus aktif dalam gerakan nasionalis, termasuk dalam Partai Nasional Indonesia (PNI) bersama Soekarno. Pada tahun 1927, Hatta dan Soekarno ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda karena aktivitas politik mereka yang dianggap mengancam stabilitas pemerintahan kolonial. Namun, hal ini tidak menghentikan semangat mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pada 17 Agustus 1945, Hatta, bersama Soekarno, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sebagai Wakil Presiden, Hatta memainkan peran penting dalam pemerintahan awal Indonesia, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan pasca-kemerdekaan, seperti agresi militer Belanda dan masalah ekonomi.
Bapak Koperasi Indonesia
Salah satu kontribusi terbesar Hatta adalah dalam bidang ekonomi, khususnya pengembangan koperasi di Indonesia. Hatta percaya bahwa koperasi adalah solusi untuk mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi di Indonesia. Menurutnya, koperasi dapat menjadi alat bagi rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka secara kolektif tanpa tergantung pada kekuatan modal besar yang cenderung eksploitatif. Hatta menganggap koperasi sebagai wujud nyata dari ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan nilai-nilai gotong royong dan keadilan sosial.
Hatta juga dikenal sebagai pemimpin yang jujur, sederhana, dan berintegritas. Gaya hidupnya yang bersahaja dan komitmennya terhadap kepentingan rakyat menjadi contoh bagi para pemimpin generasi berikutnya. Dalam berbagai kebijakan yang diambilnya, Hatta selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
| Baca juga: Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Indonesia
Warisan dan Akhir Hayat
Mohammad Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden pada tahun 1956 karena perbedaan pandangan politik dengan Soekarno. Namun, ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan hingga akhir hayatnya. Hatta meninggal pada 14 Maret 1980, dan dikenang sebagai salah satu pendiri bangsa yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi Indonesia.
Hingga hari ini, Mohammad Hatta dihormati sebagai Bapak Koperasi Indonesia dan seorang negarawan yang dedikasinya untuk bangsa dan negara tak pernah pudar. Pemikiran dan perjuangannya dalam membangun ekonomi kerakyatan melalui koperasi terus menjadi inspirasi bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih adil dan merata.